Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2021

Santri Pengawal NKRI

Gambar
  Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebuah bangsa dimana berbagai macam suku, ras, budaya, dan agama berkumpul secara majemuk. Bhineka Tunggal Ika tertanam di dalam jiwa disetiap penduduknya, sehingga rukun dalam berbangsa dan bernegara. Tanpa ada kecemburuan sosial, penindihan hukum dan penindasan hak-hak yang dilandasi perbedaan. Menurut sejarah, KH. Hasyim Asy’ari melalui pesantren dan Jamiyah Nahdlatul Ulama, melalui resolusi jihad yang beliau utarakan, bahwa “wajib bagi setiap warga Indonesia untuk menjaga NKRI”, menjadi salah seorang tokoh pemantik berkobarnya jiwa santri untuk selalu menjadi garda terdepan dalam mengawal NKRI, juga dari jargon beliau: حب الوطن من الايمان “Cinta tanah air merupakan sebagian dari iman” Mengapa demikian? Apakah beliau tidak mempersoalkan sistem bangsa Indonesia? Ternyata tidak, karena tatanan bangsa Indonesia sudah sesuai dengan norma-norma ajaran Islam. Maka tidaklah mengherankan jika beliau mengeluarkan fa...

Carilah Kawan Yang Baik

Gambar
  KH. Abdullah Kafabihi Mahrus Dalam pergaulan, sering kali seseorang menganggap remeh etika-etika pergaulan yang dianjurkan dalam agama. Padahal etika itu dimaksudkan untuk melindungi seseorang dari akibat buruk dari pergaulan itu sendiri. Seorang kawan sangat berpengaruh terhadap pola pikir, tingkah laku, dan bahkan keyakinan seseorang. Dalam sebuah syair arab kuno yang cukup masyhur dikatakan, عَنْ الْمَرْءِ لَا تَسْأَلْ وَأَبْصِرْ قَرِينَهُ # فَإِنَّ الْقَرِينَ بِالْمُقَارِنِ يَقْتَدِي فَإِنْ كَانَ ذَا شَرٍّ فَجَنِّبْهُ سُرْعَةً # وَإِنْ كَانَ ذَا خَيْرٍ فَقَارِنْهُ تَهْتَدِي Janganlah bertanya tentang (diri) seseorang (secara langsung, namun cukup) lihatlah siapa kawannya. Sesungguhnya seorang kawan senantiasa mengikuti kawannya. Bila sang kawan adalah orang yang bersifat buruk maka jauhilah segera. (Sebaliknya) jika ia bersifat baik maka jadilah kawannya, niscaya anda akan mendapatkan petunjuk. Dalam hal ini nabi Saw. Mengatakan,

Biografi KH. Mahrus Aly

Gambar
  KH. Mahrus Aly ( 1907 – 1985 ) KH. Mahrus Aly lahir di dusun Gedongan, kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, dari pasangan KH Aly bin Abdul Aziz dan Hasinah binti Kyai Sa’id, tahun 1906 M. Beliau adalah anak bungsu dari sembilan bersaudara. Masa kecil beliau dikenal dengan nama Rusydi dan lebih banyak tinggal di tanah kelahiran. Sifat kepemimpinan beliau sudah nampak saat masih kecil. Sehari-hari beliau menuntut ilmu di surau pesantren milik keluarga. Beliau diasah oleh ayah sendiri, KH Aly dan sang kakak kandung, Kiai Afifi. Saat berusia 18 tahun, beliau melanjutkan pencarian ilmu ke Pesantren Panggung, Tegal, Jawa Tengah, asuhan Kiai Mukhlas, kakak iparnya sendiri. Disinilah kegemaran belajar ilmu Nahwu KH. Mahrus Aly semakin teruji dan mumpuni. Selain itu KH. Mahrus Aly juga belajar silat pada Kiai Balya, ulama jawara pencak silat asal Tegal Gubug, Cirebon. Pada saat mondok di Tegal inilah KH. Mahrus Aly menunaikan ibadah haji pada tahun 1927...

gusdur tertipu

Gambar
  Katib Aam PBNU KH Yahya C. Staquf di akun Facebooknya menulis status cerita antara KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ketika bersama dengan KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus). Kemudian ada orang ketiga. Siapa dia? Begini cerita yang oleh Gus Yahya diberi judul Kebangetan tersebut: Gus Dur dan Gus Mus sedang mengobrol berdua ketika seseorang datang dengan wajah memelas. Orang itu mengadu dan berkeluh-kesah panjang-lebar kepada Gus Dur. Gus Mus tidak perlu menggunakan kecerdasannya untuk menandai bahwa segala omongan orang itu bohong belaka. Maka Gus Mus pun jadi kaget sendiri ketika ujung-ujungnya orang memelas itu minta uang. Gus Dur tanpa ragu-ragu serta-merta memenuhinya dan memberikan uang dalam jumlah yang cukup banyak. "Kok dikasih to, Gus?" Gus Mus menggugat setelah orang itu berlalu, "wong omongan dia jelas-jelas bohongnya gitu kok!" "Justru karena bohong itu, perlu dikasih", Gus Dur berkata ringan, "Dia nekad bohong itu 'kan sangking...

Hati Soleh Lebih Dicintai Allah daripada Masjid Megah " Nasihat Nabi Isa AS "

Gambar
  Dalam kitab al-Zuhd, Imam Ahmad bin Hanbal mencatat sebuah riwayat tentang Nabi Isa dan muridnya ketika melihat rumah ibadah yang bagus. Berikut riwayatnya:  حدثنا عبد الله حدثنا أبي حدثنا أبو المغيرة حدثنا صفوان قال: حدثني شريح بن عبيد عن يزيد بن ميسرة وهو ابن حليس قال: قال الحواريون: يا مسيح الله أنظرْ إلي بيت الله ما أحسنه. قال: آمين آمين بحقّ أقول لكم لا يترك الله من هذا المسجد حجرا قائما علي حجر إلا أهلكه بذنوب أهله أن الله لا يصنع بالذهب ولا بالفضة ولا بهذه الحجارة شيئا إن أحبّ إلي الله منها القلوب الصالحة بها يعمر الله الأرض وبها يخرب الأرض إذا كانت علي غير ذلك  Terjemah bebas: Menceritakan kepada kami Abdullah, Abu al-Mughirah bercerita, Shafwan bercerita, dia berkata: Menceritakan kepadaku Suraij bin ‘Ubaid, dari Yazid bin Maisarah, dia adalah Ibnu Khalis. Dia berkata: Para hawari (murid dan sahabat Nabi Isa) berkata: “Ya masîhallah (Wahai al-Masih), lihatlah rumah Allah itu, sungguh indah sekali.” (Nabi Isa) menjawab: “Amin. Amin. (Tapi) sungguh, akan kukataka...